Tugas
IPA Bagian-Bagian Ginjal Dan Proses Terbentuknya Urine
Tugas
IPA Bagian-Bagian Ginjal Dan Proses Terbentuknya Urine. Pada postingan kali ini kami akan
berbagi ijnformasi tenteng bagian-bagian ginjal dan proses terbentuknya urine
untuk Tugas Sekolah mata pelajaran IPA dan buat kalian yang sedang mencari dan
membutuhkannya silahkan simpan selengkapnya dibawah ini:
Baca juga:
PROSES PEMBENTUKAN URINE
1. Penyaringan ( Filtrasi )
Filtrasi darah terjadi di
glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk
menahan komonen selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular
system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan
komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus
tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol
afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus.
Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan
sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula
bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate
glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur
kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane
dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler terdiri satu lapisan sel yang
perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate
(Guyton.1996).
Dinding kapiler glomerular
membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler
glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari
cairan di dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya
tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang
medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier )
bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap
didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996).
Pada umunya molekul dengan raidus
4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan
tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan
dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk
(electric charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation (
positive ) lebih mudah tersaring dari pada anionBahan-bahan kecil yang dapat
terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer)
yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996).
2. Penyerapan ( Absorsorbsi)
Tubulus proksimal bertanggung
jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan
kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tiak sama. Pada umumnya
pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih
luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di
reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal
tersusun dan mempunyai hubungan dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi
pergherakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler
dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh
sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan
interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma
(Sherwood, 2001).
Jalur paraseluler, kandungan yang
tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerakdari vcairan tubulus menuju
zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus
proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif.
Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi
optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan
mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan
konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui
canal K membuat sel polar.
Jadi interior sel bersifat
negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters
yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan
dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau
berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood, 2001).
Substansi diangkut dari tubulus
proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active transport ) termasuk
gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active
substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati
membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi
terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di
pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001)
3. Penyerapan Kembali (
Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari
filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi
secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat
sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna
seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan
garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001).
Setelah terjadi reabsorbsi maka
tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan
urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat
racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2%
dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan
asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn
osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal
(Sherwood.2001).
4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses
penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5%
urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi
warm dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat
makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi
tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam
urat (Cuningham, 2002).
Karbon dioksida dan air merupakan
sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat,
lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak
berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai
sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001).
Amonia (NH3), hasil
pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh
karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang
kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil
perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu.
Zat inilah yang akan dioksidasi
jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat
merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di
dalam air rendah (Sherwood.2001).
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Urine
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Pembentukan Urine adalah :
• Hormon
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam
meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam
tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior
yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan
ekstrasel ( Frandson,2003 )
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada
absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses
pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003)
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak
yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan
darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada
ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson,
2003)
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur
peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat
sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003)
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan
Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada :
1. Konstriksi arteria renalis (
iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia
ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal
dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal (
iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan
regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin
mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001).
• Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh,
alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan
menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.
• Suhu internal atau eksternal
Jika suhu naik di atas normal,
maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin.
• Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air
seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal
mengingkat, volume urin menurun.
• Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang
peningkatan dan penurunan volume urin.
D. Mekanisme Miksturisi
Mekanisme proses Miksi (
Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di mana kandung kencing akan
mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine. Mikturisi ialah proses
pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan
(dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana gerakannya dilakukan oleh
kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan organ organ
lain yang menekan kandung kencing sehigga membantu mengosongkan urine (
Virgiawan, 2008 ).
Pada dasarnya, proses
miksi/mikturisi merupakan suatu refleks spinal yg dikendalikan oleh suatu pusat
di otak dan korteks cerebri. Proses miksturisi dapat digambarkan dalam skema di
bwah ini :
Pertambahan vol urine → tek intra
vesicalis ↑ → keregangan dinding vesicalis (m.detrusor) → sinyal-sinyal miksi
ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) → untuk diteruskan kembali ke saraf
saraf spinal → timbul refleks spinal → melalui n. Pelvicus → timbul perasaan
tegang pada vesica urinaria shg akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin
berkemih ( Virgiawan, 2008 ).
Kandungan Urin Normal
Urin mengandung sekitar 95% air.
Komposisi lain dalam urin normal adalah bagian padaat yang terkandung didalam
air. Ini dapat dibedakan beradasarkan ukuran ataupun kelektrolitanya,
diantaranya adalah :
Molekul Organik : Memiliki sifat
non elektrolit dimana memiliki ukaran yang reativ besar, didalam urin
terkandung : Urea CON2H4 atau (NH2)2CO, Kreatin, Asam Urat C5H4N4O3, Dan
subtansi lainya seperti hormon (Guyton, 1996)
Ion : Sodium (Na+), Potassium
(K+), Chloride (Cl-), Magnesium (Mg2+, Calcium (Ca2+). Dalam Jumlah Kecil :
Ammonium (NH4+), Sulphates (SO42-), Phosphates (H2PO4-, HPO42-, PO43-), (Guyton,
1996)
Warna : Normal urine berwarna
kekuning-kuningan. Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap.
Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit ( Anonim,
2008 ).
Bau : Normal urine berbau
aromatik yang memusingkan. Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti
infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu ( Anonim, 2008 ).
Berat jenis : Adalah berat atau
derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari
yang lain seperti air yang disuling sebagai standar. Berat jenis air suling
adalah 1, 009 ml. Normal berat jenis : 1010 - 1025 ( Anonim, 2008 ).
Kejernihan : Normal urine terang
dan transparan. Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus ( Anonim,
2008 ).
pH : Normal pH urine sedikit asam
(4,5 - 7,5). Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam
dapat menjadi alkali karena aktifitas bakteri. Vegetarian urinennya sedikit
alkali ( Anonim, 2008 ).
Demikian postingan kali ini
semoga bermanfaat untuk semuanya sampai bertemu kembali pada postingan Tugas
sekolah berikutnya. Artikel diatas kami ambil melalui berbagai sumber media
online yang tentu saja tidak dapat kami sebutkan satu-persatu salam santun.