Naskah Isi Pidato Jenderal A.H Nasution Saat Melepas Jenasah Pahlawan Revolusi
Naskah Isi Pidato Jenderal A.H Nasution Saat Melepas Jenasah Pahlawan Revolusi Seperti
yang telah kita ketahui bersama, bahwa pada
tanggal 1 Oktober dini hari pada Tahun 1965, Negara kita Indonesia diguncang
peristiwa penculikan 6 orang perwira tinggi dan 1 orang perwira pertama
Angkatan Darat. Gerakan penculikan tersebut ibiasa disebut dengan G 30S/PKI atau (Gerakan 30 September/PKI), Gestok (Gerakan satu Oktober). Dan dari 7
orang perwira tinggi tersebut yang
menjadi target, 1 orang Jenderal berhasil meloloskan diri, yaitu Jenderal A. H.
Nasution (akan tetapi seorang ajudannya ikut diculik). Sementara 6 orang perwira
tinggi lainnya dibunuh dan mayatnya dimasukan kedalam sumur lubang buaya. Dan beberapa hari
kemudian, mayat para jenderal tersebut berhasil ditemukan. Berikut di bawah ini adalah isi dari pidato Jenderal A.H Nasution saat akan melepas
tujuh jenazah Pahlawan Revolusi untuk dimakamkan. Selengkapnya silahkan simak berikut ini;
Baca juga;
Para
prajurit sekalian,
Kawan
kawan sekalian,
Terutama
rekan rekan yang sekarang kami sedang lepaskan.
Bissmillahirrahmanirrahiim...
Hari
ini hari angkatan bersenjata kita, hari yang selalu gemilang. tapi yang kali
ini, hari yang dihinakan, oleh fitnahan, dihinakan oleh penghianatan, dihinakan
oleh penganiayaan.Tetapi hari angkatan bersenjata kita, kita setiap prajurit
tetap rayakan dalam hati sanubari kita, dengan tekad kita, dengan nama Allah
yang maha kuasa, bahwa kita akan tetap menegakkan kejujuran, kebenaran,
keadilan.
Jendral
Suprapto,
Jendral
Hartono, Haryono,
Jendral
Parman,
Jendral
Panjaitan,
Jendral
Sutoyo,
Letnan
Tendean,
Kamu
semua mendahului kami, kami semua yang kamu tinggalkan punya kewajiban
meneruskan perjuangan kita, meneruskan tugas angkatan bersenjata kita,
meneruskan perjuangan TNI kita, meneruskan tugas yang suci.
Kamu
semua, tidak ada yang lebih tahu dari pada kami yang di sini, daripada saya
sejak 20 tahun kita selalu bersama sama membela negara kita, perjuangan
kemerdekaan kita, membela pemimpin besar kita, membela cita-cita rakyat kita.
Saya
tahu, kamu manusia, tentu ada kekurangan, kesalahan kita semua demikian, tapi
saya tahu kamu semua, lewat 20 tahun penuh memberikan semua darma baktimu semua
yang ada padamu untuk cita-cita yang tinggi itu. Dan karena itu, kamu, biarpun,
hendak dicemarkan, hendak difitnah, bahwa kamu penghianat, justru disini kami
semua, saksi yang hidup, kamu adalah telah berjuang, sesuai dengan kewajiban
kita semua, menegakan keadilan, kebenaran, kemerdekaan. Tidak ada yang
ragu-ragu. Kami semua sedia juga, mengikuti jalan kamu, jika memang fitnah
mereka itu benar, kami akan buktikan.
Rekan
rekan, adik adik saya sekalian. Saya sekarang sebagai yang tertua, dalam TNI
yang tinggal bersama lainnya, akan meneruskan perjuangan kamu, membela
kehormatan kamu.
Menghadaplah
sebagai pahlawan. Pahlawan dalam hati kami seluruh TNI. Sebagai pahlawan,
menghadaplah kepada asal mula kita, yang menciptakan kita, ALLAH SWT. Karena
akhirnya Dia-lah Panglima Kita Yang Paling Tertinggi. Dia-lah yang menentukan
segala sesuatu, juga atas diri kita semua. Tetapi dengan keimanan ini juga,
kami semua yakin, bahwa yang benar akan tetap menang, dan yang tidak benar akan
tetap hancur.
Fitnah,
fitnah berkali kali. Fitnah, lebih jahat dari pembunuhan, fitnah lebih jahat
dari pembunuhan. Kita semua difitnah, dan saudara-saudara telah dibunuh. Kita
diperlakukan demikian. Tapi jangan kita, jangan kita dendam hati. Iman kepada
Allah SWT, iman kepada-Nya, mengukuhkan kita, karena Dia perintahkan. Kita
semua berkewajiban, untuk menegakan keadilan dan kebenaran.