Kumpulan Contoh
Materi Kultum Mengatasi Kesenjangan Sosial Dalam Islam 2021
Kumpulan Contoh Materi Kultum Mengatasi Kesenjangan Sosial Dalam Islam Adalah sudah menjadi fakta, bahwa kegiatan
ekonomi sekarang adalah melahirkan kesenjangan pendapatan yang semakin lebar
dan semakin besar. Misalnya, sebagaimana dikemukakan dalam Human Development
Report 2006 yang diterbitkan oleh UNDP (United Nations Development Programme).
Berdasarkan laporan tersebut, 10% kelompok kaya dunia menguasai 54% total
kekayaan dunia. Sedangkan sisanya 90% masyarakat dunia menguasai 46% total
kekayaan dunia (Beik, 2006). Salah satu faktor utama yang menyebabkan besarnya
kesenjangan pendapatan tersebut adalah karena ketiadaan mekanisme distribusi
kekayaan yang mencerminkan prinsip keadilan dan keseimbangan, sehingga kekayaan
terkonsentrasi di tangan segelintir kelompok. Padahal Allah SWT sangat
menentang perputaran harta di tangan kelompok elit masyarakat saja, sebagaimana
yang dinyatakan-Nya dalam QS Al-Hasyr: 7: “....supaya harta itu jangan hanya
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu...” (QS. al-Hasyr: 7).
Kumpulan Contoh Materi Kultum Mengatasi Kesenjangan Sosial Dalam Islam. Dalam ajaran Islam, salah satu
mekanisme distribusi pendapatan dan kekayaan ini adalah melalui instrumen
zakat, infak dan sedekah (ZIS). Rasulullah SAW, dalam sebuah Hadits riwayat
Imam al-Ashbahani dari Imam Thabrani, menyatakan: “Sesungguhnya Allah SWT telah
mewajibkan atas hartawan muslim suatu kewajiban zakat yang dapat menanggulangi
kemiskinan. Tidaklah mungkin terjadi seorang fakir menderita kelaparan atau
kekurangan pakaian, kecuali oleh sebab kebakhilan yang ada pada hartawan
muslim. Ingatlah, Allah SWT akan melakukan perhitungan yang teliti dan meminta
pertanggungjawaban mereka dan selanjutnya akan menyiksa mereka dengan siksaan
yang pedih” (HR. Thabrani dalam Al Ausath dan Ash Shoghir).
Kumpulan Contoh Materi Kultum Mengatasi Kesenjangan Sosial Dalam Islam Hadits tersebut memberikan dua
isyarat. Pertama, kemiskinan bukanlah semata-mata disebabkan oleh kemalasan
untuk bekerja (kemiskinan kultural), akan tetapi juga akibat dari pola
kehidupan yang tidak adil (kemiskinan struktural) dan merosotnya kesetiakawanan
sosial, terutama antara kelompok kaya dan kelompok miskin. Lapoe dan Colin
(1978) serta George (1981) menyatakan bahwa penyebab utama kemiskinan adalah
ketimpangan sosial ekonomi akibat adanya sekelompok kecil orang-orang yang
hidup mewah di atas penderitaan orang banyak, dan bukannya disebabkan oleh
semata-mata kelebihan jumlah penduduk (over population). Kedua, jika zakat,
infak, dan sedekah dapat dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan dikelola
dengan baik, apakah dalam aspek pengumpulan ataupun dalam aspek
pendistribusian, kemiskinan dan kefakiran ini akan dapat ditanggulangi, paling
tidak dapat diperkecil (Hafidhuddin, 1998). Dalam Alquran dan Hadits, zakat,
infaq dan sedekah di samping sering digandengkan dengan salat, juga
digandengkan dengan kegiatan riba, misalnya dalam QS. Ar-Rum: 39 dan QS.
Al-Baqarah: 276. Hal ini mengisyaratkan bahwa optimalisasi ZIS akan memperkecil
kegiatan ekonomi yang bersifat ribawi. Karena itu, gerakan penyadaran
zakat hakikatnya adalah gerakan untuk menghilangkan kesenjangan, baik
kesenjangan pendapatan maupun kesenjangan sosial, yang berbahaya bagi kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.
Sumber :media internet
Sumber :media internet